- Back to Home »
- Jacksen F Tiago: Bibit di Indonesia Tidak Kalah dari Brasil
Jacksen F Tiago berkesimpulan, bibit-bibit pesepak bola muda di
Indonesia tidak kalah dengan di negaranya, Brasil. Fakta ini
ditemukannya selama 20 tahun menjalani karier sebagai pemain dan pelatih
di Indonesia.
Menurut Jacksen, ketika pertama kali menjejakkan
kakinya di Indonesia 1994 lalu bersama Petrokimia Putra, dia sama sekali
buta dengan sepak bola Indonesia.
Seiring perjalanan waktu dan
20 tahun berkiprah sebagai pemain dan pelatih, dia akhirnya bisa
memahami sepak bola Indonesia terutama soal bibit-bibit mudanya.
Pelatih
Persipura Jayapura ini mengatakan, Indonesia merupakan negeri yang
besar dan memiliki talenta-talenta muda sepak bola yang hebat. Hanya
saja, potensi ini belum dimaksimalkan untuk melahirkan bintang-bintang
sepak bola besar. Padahal, bakat sepak bola bisa menjadi sebuah kekuatan
jika dibina dan dikelola dengan baik sejak dini.
"Bakat pesepak bola Indonesia tidak kalah dengan negara lain, seperti
di negara saya. Tinggal bagai mana membina pemain dengan baik agar bisa
tumbuh menjadi pemain besar," ujarnya usai acara Drawing Aqua Danone
National Cup 2014 di Grand Ballroom Kemphinsky, Jakarta, belum lama ini.
Jacksen yang juga didaulat menjadi Pelatih Danone National Cup 2014
menambahkan, Indonesia memiliki prestasi di kelompok umur. Itu bisa
terlihat di Timnas U-19.
Menurut dia, skuat Garuda Jaya sudah
menunjukkan bagai mana Indonesia memiliki talenta-talenta muda dalam
sepak bola. Ia yakin, dengan kekuatan dan komitmen kuat, Timnas U-19
mampu meraih juara di Piala AFC U-19 2014.
"Saya sebagai pelatih
asal Brazil yakin kalau berkomitmen, Indonesia punya kekuatan. Ini
sesuatu yang nyata, seperti tim yang dibina Indra Sajfri. Ini sesuatu yg
luar biasa," ujarnya.
Jacksen menambahkan, hal positif yang
diusung tim Garuda Jaya, julukan Timnas U-19, bisa menularkan kesuksesan
kepada tim lainnya.
"Semoga saja hal positif yang diraih Indra Sjafri bisa memberikan semangat bagi anak-anak mencapai hasil positif," ujarnya.
Ia
menegaskan, prestasi sepak bola itu bukan ditentukan berdasarkan
tinggi-rendah atau besar kecilnya postur pemain. Yang penting, bagai
mana bermain sepak bola dengan otak.
"Sepak bola itu bermain dengan otak. Bukan soal postur tubuh," pungkasnya.